Satu alasan yang pernah saya dengar dari anak-anak tentang keengganan mereka membaca buku di perpustakaan yakni buku yang tidak menarik. Lantas buku apa yang menarik menurut mereka? Rata-rata menjawab buku cerita,komik,dan buku bergambar seperti yang mereka miliki di rumah. Aha! Bagaimana jika kita membuat perpustakaan kelas sendiri? Reaksi anak-anak begitu riang mendengar ajakan saya.
Ide perpustakaan kelas ini benar-benar efektif untuk merangsang minat baca anak-anak. Apa yang melatarbelakangi ide ini?
Teknisnya adalah anak-anak membawa buku bacaan milik mereka dirumah yang sudah tak sering dibaca lagi. Buku lama bisa menjadi buku baru bagi mereka yang belum membacanya, oleh karena itu daripada disimpan di rak atau di gudang, tak ada salahnya dibawa ke kelas untuk memberikan kesempatan teman yang belum membaca dapat mengambil manfaat dari buku bekas tersebut.
Satu kelas tentu memiliki kesamaan umur atau biasa kita sebut sebaya. Asumsi saya umur sebaya tentu memiliki karakteristik yang sama dalam hal selera dan minat akan sesuatu. Atas dasar inilah, saya optimis bahwa buku yang dimiliki oleh satu anak akan diminati oleh anak lain yang sebaya. Selain itu si pemilik buku tentu akan bercerita betapa menariknya buku yang ia miliki. Ia akan bercerita pengalamannya membaca buku tersebut. Ibarat iklan ialah bintang iklan yang akan mempromosikan buku agar menarik teman sebayanya. Gaya bahasa cerita bisa dipastikan bahasa seusia mereka. So simple but powerfull bukan?
Semoga bermanfaat.
ANDA PUNYA BUKU UNTUK DIRESENSI? SMS 087731449424